2019

January 02, 2019



Pikiran-pikiran itu yang memenjarakan kita.
Pikiran-pikiran itu adalah hantu palsu,
bahkan kita menjadi takut dengan sesuatu yang nyata pun tidak.
Kita terkungkung oleh imajinasi kita sendiri.

Berkali-kali kita bangkit,
lalu mereka kembali menangkap kita melalui pikiran-pikiran itu
Melalui kekalutan, kecemasan, ketakutan akan masa depan, ketakutan akan penilaian orang
Berkali kita berusaha lari,
agar terbebas dari 'mereka'
Tapi selain jiwa yang tenang, mustahil bisa lepas.
Bagaimana menjadi jiwa yang tenang dan tidak terusik?

Sejak dulu aku mencari ketenangan itu,
untuk menutup lubang di dalam hati
yang berisi kekosongan entah apa.
Kucari Tuhan kemana-mana,
sering kulihat langit, kukira Tuhan ada jauh nun di atas sana
dalam singgasana nya yang agung.
Ternyata Tuhan tidak disana,
Tuhan ternyata lebih dekat dari urat nadi kita sendiri,
Tuhan ternyata sudah menyertai kita sejak dulu,
ia ada di dalam hati setiap orang.
Hanya kita melupakanNya.

Bagaimana Tuhan, caranya sampai kepadaMu
dunia ini penuh kelelahan
sudah lama aku ingin pulang kepada Engkau
dalam keadaan yang tenang.
Tapi sadar sekali kalau diri ini masih kotor,
belum bersih hatinya, 
Jangan Tuhan, Jangan Kau buat aku menjadi manusia
yang kebingungan tak tau arah. 
Aku mengakui segala kebodohanku, ketidaktahuanku, dosa-dosaku.
Ampuni saya.
Bimbing saya.
Tunjuki saya.
Wahai Yang Maha Pengasih, yang mengetahui segala isi hati,
Raja dari segala raja di langit dan bumi.
Iyya kana'budu wa iyya kanasyta'in.


2019,
Mustika.H


You Might Also Like

0 comments