What is the purpose of life?

March 22, 2018

pic taken at the beach years ago with brother

I believe some of us have ask theirself about the purpose of their life, including me. Saya sering bertanya hal ini pada diri sendiri sejak bertahun-tahun lalu sebenarnya saya di planet ini lagi apa. Saya memperhatikan orang-orang untuk mencari jawabannya, saat itu saya mendapati orang-orang hanya hidup dalam sebuah siklus membosankan (lahir, sekolah, kerja, menikah, punya anak, tua, punya cucu, mati.) Saya tidak menemukan jawaban saya, mungin karena objek pengamatan saya saat itu begitu sempit. Saya menjadi orang yang bingung, saya tidak mau mengikuti orang-orang di luar sana yang hidup seperti robot, tapi di lain sisi saya tidak tau arah tujuan hidup saya itu kemana.

Sebenarnya dalam pikiran saya tersimpan banyak sekali pertanyaan tentang alam semesta, energi, pikiran, Tuhan, dan hal-hal aneh lainnya tapi saya tidak pernah menceritakan ini pada siapapun termasuk teman-teman dekat saya, bagaimana saya akan menceritakan pikiran aneh saya tentang beragam hal jika obrolan harian mayoritas teman-teman saya adalah pacar, kpop, fashion, make up, dan hal tidak ada korelasinya sama sekali, mungkin saya akan di anggap gila karena memikirkan hal-hal seperti itu. Maka saya menuliskannya dalam blog dan diary pribadi saja, sebagai pengeluaran unek-unek di pikiran saya. Saya yakin diluar sana pasti ada orang-orang yang berpikiran sama dengan saya, hanya entah dimana.


Kegalauan akan tujuan hidup membuat saya terus berpikir dan mencari jawaban dari kebingungan yang akhirnya mengantarkan saya pada buku-buku menarik, channel youtube orang-orang keren, dan hal-hal yang menginspirasi lainnya. Kalau ada penyesalan yang harus saya akui hari ini, itu adalah karena saya telat membaca banyak buku ketika di bangku SD-SMP-SMA, buku disini bukan buku pelajaran atau novel cinta-cinta an remaja. Saya sangat tertarik dengan kisah kehidupan manusia sejak zaman dulu hingga sekarang, bagaimana sebuah klan bisa membangun dinasti dan peradaban yang begitu hebat, bagaimana Andalusia itu sebenanya, bagaimana kedalaman ilmu Socrates-Plato-Aristoteles-Great Alexander, bagaimana seseorang bisa menjadi begitu mengesankan, bagaimana para dukun di zaman dulu bisa mengobati pasien nya secara tidak masuk akal, bagaimana orang kuno membangun piramid, macchu pichu, stone henge, bagaimana kehidupan seseorang sejak lahir hingga mati dan apa saja yang mempengaruhinya, dan banyak bagaimana lainnya. Saya penasaran dengan semua itu.

Saya beruntung menyukai buku, di dalamnya terdapat banyak pengetahuan berharga yang mungkin saja tidak pernah kita alami sendiri. Jika saya tidak pernah membaca buku-buku itu mungkin seumur hidup saya menjadi orang yang tidak tau apa-apa tentang berbagai hal yang di tuliskan di dalamnya. Menurut saya hidup ini singkat dan saya tidak punya cukup waktu untuk mempelajari semua hal sendiri, buku membantu membagikan pengalaman dan kesalahan orang terdahulu dalam mempelajari sesuatu sehingga bisa menjadi pijakan untuk naik lebih cepat ke tahap berikutnya. Selain buku, saya sangat berterimakasih dengan adanya YouTube yang bisa mempertemukan saya dengan channel orang-orang hebat di luar sana, yang kalau di kehidupan nyata pasti sulit sekali bertemu langsung. Pertama mereka orang penting dan sibuk, kedua jaraknya sangat jauh. Saya menonton Oprah, Gita Savitri, Napoleon hill books, Jim Rohn, saya belajar law of attraction, karma, buddhist, ngaji filsafat, pandangan tokoh-tokoh, beragam ilmu agama, semua nya dari Youtube. Kalau orang zaman dulu harus pergi ke tempat yang begitu jauh hanya untuk belajar salah satu ayat, seharusnya orang zaman sekarang pencapaian lebih brilian karena punya internet dan begitu mudah mendapat segala fasilitas, tapi nyatanya seujung kukunya ilmu ulama di zaman dulu saja tidak. Pada zaman ini orang-orang (termasuk saya) di sibukkan dengan hal-hal yang kurang penting. Terlalu memikirkan pencitraan di sosial media, terlalu sibuk mencari uang, terlalu sibuk mikirin pasangan, terlalu sibuk ngurusin urusan orang, terlalu sibuk dengan kepentingan diri sendiri, beginilah hasilnya, bisa kita nilai sendiri seperti apa.


Setelah pengamatan dan pembelajaran yang cukup panjang saya mengambil kesimpulan kalau tujuan hidup (menurut definisi saya hari ini, 10 tahun mendatang mungkin berubah lagi, karena pasti belajar banyak hal baru lagi - kalau masih hidup) adalah untuk menemukan Tuhan, bagaimana cara menemukan Tuhan? dalam pandangan saya, Tuhan adalah dzat yang MahaSuci, jiwa yang kotor dan penuh dosa tidak bisa dekat dengan Tuhan. Kotoran itu adalah sifat sombong, riya, merasa tinggi, takabbur, dengki, dan penyakit hati lain yang bersemayam tanpa disadari dalam jiwa kita. Maka untuk mencapai Tuhan, pertama harus membersihkan diri sebersih bersihnya. Ini saja saya coba sulitnya bukan main, karena godaan riya' itu halus banget. Posting di instagram aja contohnya, kalau di tanya ulang apa niatnya? pasti ada aja itu jawaban pengen di lihat orang, pengen di bilang bla,bla,bla, kotorlah hati itu tanpa disadari.


Tujuan lainnya (menurut definisi saya hari ini) adalah untuk berbagi dan saling membantu. Untuk mencapai derajat yang tinggi, kita perlu ilmu, disitulah peran 'saling berbagi', yang satu mengajari yang lain sehingga semua menjadi paham dan bisa membangun hidup lebih baik. Saya bukan tipe orang seperti aktivis yang hobi pidato dimana-mana, basically i'm a silent observer. Saya berusaha menerapkan hal ini dalam hidup sendiri melalui gambar saya di instagram @m.lifejournal, dan menulis yang punya manfaat jika di baca orang.


we come to leave our trace, to guide others the right way.

You Might Also Like

0 comments