Years behind Graduation
September 05, 2018
September, 2018.
Saya inget beberapa taun lalu pas memutuskan kuliah disini, adalah untuk mencari diri saya, bukan untuk menambah gelar. Jujur, saya bukan anak rajin/ambisius untuk mengejar nilai, dan saya juga tidak mencela orang yg ambi/semangat mengejar nilai, bagus kok. Hanya saja mungkin kita punya perspektif yang berbeda. Memang segala sesuatu itu tergantung niatnya. Dulu saya ingin pergi ke kota lain untuk melihat segala nya lebih jelas. Saya berdoa kepada Tuhan, kalau kuliah di UI bisa membuat saya bertemu orang-orang baru, belajar hal baru yang berguna, bisa melihat dunia lebih luas, loloskanlah saya, tapi jika tidak saya terima apapun rencana Tuhan. Lalu saya lolos. Saya pergi kos meninggalkan rumah, dan jujur (waktu itu) saya senang.
Banyak hal yang saya lewati selama saya kuliah. Tahun pertama adalah tahun dimana pelajaran hidup penting saya dimulai. Tahun yang kemudian mengantarkan saya untuk insyaf, ternyata ada banyak hal yang harus saya taubati. Saya bukan tipe perempuan yang mengumbar hubungan dengan orang lain, maka disini saya hanya ceritakan pelajaran yang saya dapat adalah : Nanti, akan ada waktu nya kamu merasa bersyukur karena keinginan kamu dulu tidak selalu di kabulkan. Karena Tuhan itu Mahatau, dan kita tidak tau. Begitu kira2 intinya.
Saya tidak pernah membenci dia, karena dia memang tidak salah. Saya yang bermain api, tapi Tuhan menegur saya di tengah jalan, maka entah bagaimana saya kembali sadar. Dalam satu sisi, saya menyesali kebodohan saya, karena merasa sudah membuang dan menyiakan waktu untuk hal sia-sia. Di sisi lainnya, saya menerima bahwa Tuhan mempertemukan saya dengan setiap orang adalah untuk mengambil pelajaran. Everyman is a teacher in life.
Maka pada tahun mendatang, saya dapati diri saya mentaubati dosa-dosa saya dan kebodohan masa lalu. Bagaimana bisa saya tidak sadar padahal saya waktu itu yang paling merasakan bahwa Tuhan menegur saya lewat sesuatu. Tapi saya buta. Saya menjadi sering berkontemplasi. Dia adalah teman saya dulu sekali. Suatu hari, saya meminta maaf kepada dia, dan dia membalas baik, sebenarnya dia selalu baik pada saya. Lalu kami sudah selesai. Karena saya sadar betul, pun kalau lanjut kami tidak bisa karena hal yang sulit dijelaskan. Lama kemudian, akhirnya saya bisa lepas dari semua itu. Cerita itu sudah berlalu bertahun-tahun lalu. Saya jarang menceritakan ini termasuk pada sahabat2 saya. Kemudian saya menjadi perempuan yang sangat selektif dalam membiarkan laki-laki jika ingin dekat. Kalau di awal saya sudah liat dia tidak sesuai/tidak akan bisa, saya tidak biarkan dia masuk lebih jauh, bukan maksud saya sombong tapi saya tidak ingin memberi harapan kosong, karena saya pernah tau kalau tidak bisa di akhir itu menyakitkan dan saya tidak mau mengulang itu pada oranglain. Lalu saya berjalan lagi pada hidup yang membawa saya.
Tahun kedua adalah tahun yang masih belum terang. Ada waktu dimana saya sadar, ada waktu dimana saya khilaf. Banyak orang pergi mencari ketenaran, pengakuan, dan ilusi. Termasuk saya yang mengejar ilusi. Mata saya masih kabur oleh banyak hal duniawi yang menipu. Mungkin hati saya terlampau kotor sampai tidak bisa melihat yang nyata dibalik itu.
Saya bertemu teman baru selama kuliah. Dan setiap orang punya cerita hidupnya masing-masing. Everybody was strugle with their life.
Saya ingat sering mendengarkan cerita teman saya tentang keluarganya, adiknya, ayah ibunya, dan saya berpikir betapa beruntungnya sebenarnya hidup saya ini. Dibalik wajah yang sering tertawa, ada banyak hal yang kita tidak pernah tau tentang seseorang dan perjuangannya. Saya berharap kami semua sukses di jalannya masing-masing :)
Saya juga bertemu dengan orang ini (fotonya di bawah). Saya panggil dia mbak, kenyataannya adalah kita seumuran! hahaha, tp karena saya masih bocah dan mbak itu dewasa jadi cocok ajalah. Mbak ini adalah orang yang baik banget dan sabar, dulu mbak sering bawain makanan jalan kaki ke kosan saya cuma buat kasih makanan ke saya :'( pernah waktu itu mbak ngsih pizza seloyang pulak! kan lumayan harganya, mana ngasihnya gak sekali pula. Pokoknya mbak itu orang baik. Saya jadi suka menggambar lagi karena suka liat koleksi alat2 lukis mbak yang buanyak dan gak murah .
Saya dulu sering banget berbagi pikiran dan cerita sama mbak, karena susah lho cari temen yang bisa dengerin pikiran2 absurd saya. Kita juga sering cerita tentang keluarga masing-masing dan ngakak berdua, beli makan bareng, main bareng, lukis bareng, banyak deh.
Saya juga dipersatukan lagi sama geng bolo di Jakarta! takdir memang aneh. Kemana-mana kita ketemu orang, si geng bolo ini tetep paling klop pokonya. Kita masih selalu kumpul traktiran nonton dan makan kalo ada yang ultah, masih tau kabar masing-masing, pokoknya gak lost contact. Kemana-mana juga masih main bareng.
Yang paling berkesan adalah waktu kita nge trip bareng ke Malang naik kereta (dulu pernah saya tulis post nya) sama naik ke Mahameru bareng. Pokoknya itu udah trip paling berkesan banget dalam hidup saya. Thx bol!
tahun-tahun saya kuliah adalah tahun penuh kontemplasi. Lalu saya wisuda, sebenarnya prosesi acara wisuda bikin saya ngantuk, harus pake make up, beli toga, foto2 doang, tapi saya pengen bikin seneng orangtua saya maka saya datanglah. Saya seneng juga karena bisa ketemu temen2. Semoga kedepannya saya bisa menjadi manusia yang bermanfaat dan membantu orang banyak. Amin
0 comments